Jumat, 20 Juli 2007

Karya-karya Bijak tentang Ecology

Krisis-krisis ekologi kini kian memburuk. Pandangan hidup yang bersifat hedonistik dan materialistik membuat alam dikuras dan dijadikan pelacur. Tingkat konsumsi yang boros dan bermewah-mewah membuat alam kian kedodoran dan berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan. Bencana-bencana yang terus menimpa umat manusia menjadi bukti bahwa alam tak lagi nyaman untuk dihuni. Umat manusia terlepas dari perbedaan agama, bahasa, etnis, dan golongan harus bahu-membahu mencegah kerusakan dan krisis ekologi. Pemanasan global yang akibat-akibatnya mulai terasa harus dicegah dan ini tidak cukup hanya oleh kalangan pemerintahan tetapi yang paling penting adalah umat beragama dengan kekuatan moral dan imannya.
Seruan untuk peduli pada masalah ekologi harus secara terus-menerus diteriakan. Demikian pula ajaran agama harus disajikan dengan konsep-konsep ekologi, sehingga umat menjadi sadar bahwa memelihara lingkungan sama pentingnya dengan beribadah.

Berikut ini saya sarankan untuk membaca buku-buku tentang ekologi yang bisa menggugah getar-getar hati untuk melaksanakannya.
1) Mustafa Abu-Sway "Towards an Islamic Environment: Fiqh al-Bi'ah fil-Islam". Tulisan ini disampaikan di Masjid Belfast Amerika Serikat pada Februari 1998. Karya ini menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang paling komprehensif dalam perhatiannya terhadap masalah-masalah manusia dan lingkungannya. Dia menyajikan ayat-ayat al-Qur'an dan Hadis untuk menunjukkan bahwa Islam itu peduli pada lingkungan.

2) "Religion and The Order of Nature" karya Seyyed Hossein Nashr.
Meski karya ini tidak secara spesifik bicara soal lingkungan dalam perspektif Hukum Islam, namun muatan kajian dan analisisnya mengacu pada tradisi Islam. Ini bisa dimengerti karena Nasr adalah intelektual Islam yang pemikirannya sangat kental dengan khasanah keislaman sebagaimana ditunjukkan dalam buku-bukunya, termasuk karyanya ini.
Nasr dalam karyanya ini menjelaskan bahwa bumi kita ini sedang mengalami pendarahan hebat akibat luka-luka yang dideritanya akibat ulah manusia yang sudah tidak lagi ramah padanya. Pandangan sekular dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang tercerabut dari akar-akar spiritualitas dan agama, membuat bumi kian mengalami krisis dan terus menghampiri titik kehancurannya. Karena itu, peran agama untuk membantu mengatasinya merupakan sesuatu yang krusial (Lihat Hussein Nasr, 1996:3).