Kamis, 12 Juli 2007

Islam dan Masalah Lingkungan

Dalam Islam, ajaran tentang lingkungan sangat berlimpah baik implisit maupun eksplisit. Kata bumi (ardh), misalnya, disebut sebanyak 485 kali dalam al-Qur'an.Belum lagi dalam Hadis. Namun potensi tentang konsep-konsep kepedulian pada lingkungan belum dieksplorasi secara maksimal oleh para intelektual Islam. Sedikit sekali tulisan-tulisan tentang Islam dan Lingkungan dari para ulama. Padahal krisis-krisis lingkungan kian parah. Maqashid al-Syari'ah (yakni, menjaga agama, menjaga, jiwa, akal, keturunan, dan harta) yang diakui sampai sekarang sulit ditegakkan jika lingkungan kian memburuk. Karena itu, urgensi mengembangkan Fiqh al-Bi'ah (Fikih Lingkungan) dalam kehidupan umat sangat penting dilakukan.
saatnya, para ulama dan tokoh-tokoh agama mengubah tema-tema tulisan ke isu-isu lingkungan. selanjutnya menyebarkannya ke semua pemeluk agama. Hal ini dilakukan karena masalah lingkungan tak cukup hanya diatasi dengan seperangkat Hukum dan Undang-Undang, tetapi harus ditopang oleh nilai-nilai etika dan agama. Islam dalam kasus ini sangat potensial untuk menopang keberlangsungan ekologi.
Fikih-fikih klasik hanya fokus pada masalah taharah, pakaian, makanan, dan sejenisnya. Tetapi masalah lingkungan kurang diperhatikan. Ini bisa dimengerti. mungkin dulu masalah lingkungan belum separah sekarang, sehingga kepedulian pada masalah lingkungan tidak spesifik. Bab-bab Fikih perlu ditambah terutama masalah menjaga lingkungan. Bukankah bencana-bencana yang terus menimpa bangsa kita akibat salah kelola lingkungan? bencana-bencana tidak selalu karena alam, tetapi juga karena kealpaan manusia yang menghuni bumi. Hutan gundul, pengerukan pasir, penyalahgunaan tepi pantai, dan lain-lain ikut berkontribusi. Inilah yang perlu mendapat perhatian semua ulama. Fiqh al-Bi'ah adalah sebuah keniscayaan.

2 komentar:

nashir mengatakan...

selamat pak dhofir
sekarang lebih konsens ke fikih lingkungan ya...?
Disertasinya ngangkat masalah lingkungan juga ?

Mudhofir Abdullah mengatakan...

Ya, sejak tsunami Aceh, saya tergetar apakah bencana itu azab Tuhan ataukah karena manusia atau karena alam? saya coba renungkan dalam sejumlah tulisan. mula-mula dimuat di Solopos, kemudian di Republika (empat artikel di Republika selalu terkait dengan lingkungan). akhirnya saya pilih menjadi tema disertasi yakni: Urgensi Pengembangan Fikih Lingkungan Dalam Peta Krisis Lingkungan Global". oh ya ini Pak Nashir sejawatku di STAIN Surakarta atau Nashir kawan MANPK?